Eksploitasi Perempuan dalam Peredaran Narkoba

Ilustrasi peredaran narkoba/Denisfilms/Getty Images
Share

digitalMamaID — Perempuan kerap dianggap sebagai sosok yang lemah, mudah diperdaya, dan selalu mengedepankan perasaan. Dianggap mengedepankan perasaan dibanding logika, perempuan juga menjadi pasaran empuk para bandar narkoba. Para bandar membujuk, merayu, tidak lupa iming-imingh besar untuk menjadikan mereka sebagai kurir dalam peredaran narkoba.

Hal ini tercermin dari banyaknya perempuan atau ibu rumah tangga yang ditangkap oleh Badan Nasional Narkotika (BNN) sebagai tersangka dugaan peredaran narkotika selama April—Juni 2025. Temuan tersebut menunjukkan, perempuan tidak hanya berperan pasif atau sebagai korban, tetapi juga terlibat aktif dalam operasional jaringan sindikat yang terorganisir.

Seribu cara dilakukan para bandar untuk memikat perempuan untuk menjadi bagian dari mata rantai peredaran gelap narkotika. Beberapa di antaranya diperdaya dengan dijadikan sebagai kekasih, beberapa yang lain mengincar para ibu rumah tangga miskin yang membantu suami mencari nafkah, atau perempuan yang terjerat kasus pinjaman online (pinjol), atau mereka yang memiliki gaya hidup hedon namun tidak sesuai dengan isi kantong.

Para bandar juga memanfaatkan fisik perempuan dan aktivitas sehari-hari mereka untuk mengedarkan barang haram. Seperti di dalam buku, di dałam pembalut, cabai, kulit kacang, tepian tas, di sembunyikan dalam lilitan benang, sepatu hak tinggi, baby stroller, hingga cara yang di luar kelaziman yakni di selipkan pada organ intim perempuan.

Perempuan jadi target

Menurut Kepala BNN Komisaris Jenderal Martinus Hukom, para pengedar memanfaatkan fisik perempuan dan unsur feminisme sebagai jalan tikus peredaran gelap narkoba. Jalan tersebut dianggap aman oleh sindikat karena minimnya kecurigaan petugas aparat terhadap pengedar perempuan.

Namun seiring berjalannya waktu, perempuan mulai menempati posisi yang lebih strategis sebagai perekrut, pengendali distribusi, bahkan pengelola keuangan hasil bisnis gelap narkotika. Dilansir dari Tempo pada Rabu, 25 Juni 2025, salah satu contoh perempuan yang belakangan memiliki peran penting dalam peredaran narkotika adalah Dewi Astutik alias Paryatin. Dia diketahui menjadi bagian dari sindikat narkotika internasional penyelundupan sabu seberat dua ton di wilayah perairan Kepulauan Riau.

Dewi (43) diduga beroperasi di kawasan Golden Triangle, yakni wilayah yang dikenal sebagai pusat jaringan narkoba Asia Tenggara, yang meliputi perbatasan Thailand, Myanmar, dan Laos. Dari hasil analisis jaringan internasional, Dewi merupakan warga negara Indonesia yang tergabung dalam sindikat narkotika asal Afrika.

Menurut Martinus, temuan ini menunjukkan, perempuan tidak hanya berperan pasif atau sebagai korban, tetapi juga terlibat aktif dalam operasional jaringan yang terorganisir.

Dalam operasi terbaru yang dilakukan oleh BNN selama periode April hingga Juni 2025, ada total 172 kasus. Dari ratusan kasus tersebut, BNN telah menangkap dan menetapkan 258 orang pelaku penyelundupan sebagai tersangka. “285 orang yang terdiri atas 256 laki-laki dan 29 perempuan,” kata Marthinus.

Marthinus menilai, keterlibatan perempuan dalam peredaran narkoba tidak seharusnya terjadi. “Sindikat tidak ragu mengeksploitasi perempuan untuk menyelundupkan narkoba lintas wilayah dengan cara-cara yang melanggar norma kesusilaan. Perempuan adalah pilar moral dalam keluarga. Ketika mereka hancur karena narkoba, anak-anak dan bangsa ikut hancur. Maka mereka harus dilindungi, diberdayakan, dan dijauhkan dari jaringan jahat ini,” ujarnya.

Marthinus merasa masih perlu melakukan pendalaman lebih lanjut tentang fenomena keterlibatan perempuan dalam jaringan peredaran narkotika. Terutama untuk melihat kedudukan perempuan sebagai pelaku atau sebagai korban.

Korban dari sistem yang tidak berpihak

Menteri Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (PPPA), Arifah Fauzi cemas pada peredaran narkoba yang kini banyak menargetkan perempuan ataupun ibu rumah tangga sebagai kurir narkoba. Menurutnya, perempuan kerap menjadi sasaran sindikat narkoba karena rentan secara sosial dan ekonomi.

“Kami tentu sangat prihatin sekaligus cemas bahwa modus operandi jaringan sindikat narkoba telah banyak menargetkan perempuan dan ibu rumah tangga menjadi kurir narkoba.  Dengan iming-iming penghasilan besar, para sindikat ini telah memperdaya para perempuan dan ibu-ibu yang dianggap mudah untuk mengelabui petugas. Bagi kami, yang lebih mengkhawatirkan lagi ternyata perempuan dan ibu-ibu ini juga terlibat aktif dalam operasional jaringan sindikat narkoba. Kondisi ini jelas mengancam integritas keluarga dan masa depan anak-anak,” ujar Arifah.

Arifah sependapat dengan Martinus yang mengkaji lebih dalam lagi tentang keterlibatan perempuan dałam jaringan peredaran narkotika ini. Arifah meminta agar proses hukum terhadap pelaku perempuan menggunakan pendekatan bahwa pelaku perempuan tidak diperlakukan semata-mata sebagai pelaku tetapi juga dilihat sebagai korban dari sistem yang tidak berpihak.

“Kami mendorong agar dalam proses hukum terhadap pelaku perempuan, aparat penegak hukum menyediakan penyidik perempuan, pelayanan pendampingan psikologis, dan proses hukum yang tidak diskriminatif. Negara harus hadir melindungi mereka yang lemah, bukan malah menghukumnya tanpa keadilan yang berpihak,” tegas Arifah

Arifah juga menegaskan bahwa Kemen PPPA akan memperkuat koordinasi dengan BNN serta kementerian dan lembaga terkait lainnya melalui kampanye pencegahan yang menyasar langsung keluarga dan komunitas perempuan. Upaya ini mencakup edukasi bahaya narkotika, peningkatan ketahanan keluarga, dan pemberdayaan ibu sebagai agen utama perlindungan anak. Pencegahan sejak dini menjadi kunci agar perempuan dan anak tidak terseret dalam jaringan narkotika baik sebagai korban maupun pelaku.

Kemen PPPA juga mendorong sinergi lintas sektor untuk membangun sistem perlindungan yang komprehensif. Seluruh elemen masyarakat, termasuk pemerintah daerah, organisasi masyarakat, akademisi, media massa, dan dunia usaha, diajak bergerak bersama dalam gerakan pencegahan yang berkelanjutan dan terintegrasi. [*]

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Terpopuler

ORDER MERCHANDISE

Bingung cari konten yang aman untuk anak?
 
Dapatkan rekomendasi menarik dan berikan pendapatmu di Screen Score!
Ilustrasi melatih anak bicara/Bukbis Ismet Candra Bey/digitalMamaID