digitalMamaID — Kalau biasanya galeri seni terkesan ‘dewasa’ dan eksklusif, maka di NuArt Sculpture Park, Bandung, anggapan itu mulai runtuh. Lewat program Family Art Month 2025, NuArt Sculpture Parka kembali menghadirkan ruang kreatif yang ramah anak dan keluarga.
Memasuki tahun kedua penyelenggaraan, Family Art Month tak hanya hadir sebagai perayaan, tapi juga wujud nyata mimpi menjadikan seni sebagai bagian dari keseharian keluarga.
Seni tak melulu serius, tapi juga seru
Program ini lahir dari pemahaman bahwa seni tidak harus dimaknai secara kaku. Doli Maryanto, Direktur Program NuArt Sculpture Park, menekankan pentingnya membongkar sekat-sekat eksklusivitas dalam dunia seni.
“Selama ini seni dianggap terlalu berat, serius. Kami ingin memperkenalkan seni sedini mungkin. Kalau bisa menjadi katalis diskusi antara anak dan orangtua. Pemahaman seni itu kan tidak ada benar atau salah,” tuturnya kepada media di sela-sela penyelenggaraan Family Days Out, Minggu, 22 Juni 2025.
Family Art Month menjadi bentuk nyata dari semangat itu. NuArt membuka ruang-ruang di dalam ruang seni untuk diisi berbagai aktivitas kolaboratif yang mengundang partisipasi aktif anak-anak dan orang tua.
Ruang bermain, belajar dan berimajinasi
Menurut Dila Fatmala, Manager Pemasaran NuArt Sculpture Park, tahun ini NuArt menghadirkan berbagai kegiatan yang ramah keluarga. Di setiap sudut taman, anak-anak bisa berkarya, bereksplorasi, bahkan tampil di panggung.
“Tema tahun ini Dreams and Stories. NuArt berusaha mewujudkan mimpi anak dan keluarga,” katanya.
Mimpi tidak hanya apa yang muncul saat tidur tapi juga yang tumbuh dari harapan dan rasa ingin tahu. Lewat karya seni dan ragam aktivitas, Family Art Month 2025 menciptakan ruang yang mendorong anak-anak untuk mengekspresikan angan-angannya secara bebas.
Berlangsung selama 45 hari mulai 14 Juni sampai 3 Agustus 2025, Family Art Month 2025 menghadirkan program yang beragam. Berkolaborasi dengan lebih lebih dari 10 komunitas dan seniman lintas bidang: pendongeng, performer, pengisi workshop, hingga mitra edukasi. Semuanya dirancang agar anak-anak tidak sekadar menjadi penonton, tapi juga pelaku dan penikmat seni.
Tahun ini NuArt bekerja sama dengan Institut Français Indonesia (IFI), Gulali Festival, The Japan Foundation, Mizan Pustaka, Pustakalana, Terve Chocolate, dan didukung oleh Bank Central Asia (BCA).
Tak ketinggalan, ada lebih dari 35 tenant yang meramaikan Pop Up Market, mulai dari makanan rumahan, mainan edukatif, hingga produk lokal kreatif untuk keluarga.
Tahun ini, Nu Art menampilkan lokakarya kolaboratif bersama dua seniman multidisiplin, Erwin Windu Pradanata dan Jeff Mazani. Melalui instalasi interaktif Play Well dan notaracl3, pengunjuk diajak bermain, bereksperimen, dan merespons ruang imajinatif yang dirancang untuk memicu kreativitas.
Meriah
Di setiap aktivitas Family Art Month, anak-anak tidak pernah sendirian. Mereka didampingi oleh orang tua yang diajak untuk tidak hanya menyaksikan, tapi juga terlibat. Karena di NuArt, seni bukan soal hasil akhir, tapi tentang proses dan kebersamaan.
Salah seorang pengunjung asal Bandung, Laila Yaniar mengatakan, tahun ini kegiatan lebih banyak dan beragam. “Jadi terasa lebih meriah,” ujarnya.
Sebagai orangtua, ia berharap anak-anak bisa mengenal seni lebih baik. Ia meyakini, seni yang erat dengan kreativitas akan membantu perkembangan anak, termasuk soal akademis.
“Lewat aktivitas menggambar, bermain warna, musik, seni jadi lebih mudah dipahami anak,” ujarnya.
Ia menyebut, tak rugi menghabiskan waktu seharian di Family Days Out ini. “Orangtua tidak cuma antar anak, kita juga bisa bersenang-senang di sini,” ujarnya. [*]