digitalMamaID — Mendengarkan musik ternyata bukan hanya bisa menghilangkan penat, namun juga bisa mencerdaskan otak. Berbagai penelitian menyebutkan, memperdengarkan musik pada bayi dalam kandungan bisa melatih mencerdaskan otaknya.
Terapi musik untuk bayi ini sudah dilakukan sejak dulu, tidak sedikit juga ibu hamil yang sudah mencoba dan melakukannya. Mendengarkan musik ini bisa dimulai sejak usia kehamilan memasuki trimester dua atau tepatnya di usia kehamilan lima bulan.
Belajar mengenal melodi
Dikutip dari laman Rumah Sakit Universitas Airlangga, dari hasil penelitian ilmiah pada janin dari berbagai macam pakar di bidang kedokteran serta psikolog, memperdengarkan musik kepada bayi yang masih di dalam kandungan berdampak besar terhadap perkembangan kecerdasan otak anak tersebut nantinya.
Sejak usia 4 dan 5 bulan kehamilan, sel-sel otak bayi sudah mulai terbentuk. Stimulasi dari luar dibutuhkan untuk merangsang perkembangan sel-sel otaknya. Kemudian di usia 6 bulan kehamilan, si bayi telah dapat mendengarkan dengan baik, sehingga ia mampu merespons apa yang terjadi di luar dengan cara menggerakkan tubuhnya. Tidak usah heran apabila ketika Mama mencoba mengajaknya berkomunikasi, entah lewat musik atau berbicara, bayi di dalam perut akan bergerak atau pun menendang.
Bayi dapat belajar mengenal melodi atau irama di usia 4-5 bulan dan mampu bereaksi. Ketika memutar lagu berirama lembut, bayi akan merasa tenang. Sebaliknya, dengan memutar irama cepat atau jenis musik keras maka janin akan bergerak aktif, itu tanda bahwa bayi anda merespons dengan baik.
Manfaat terapi musik pada bayi dalam kandungan
Terapi dengan memperdengarkan suara seperti musik secara berkelanjutan terbukti memengaruhi perkembangan otaknya di kemudian hari. Musik bisa menyeimbangkan perkembangan otak kanan dan kiri. Janin yang sewaktu di dalam kandungan diperdengarkan musik cenderung berkepribadian kuat, mudah menyerap ilmu dan peka terhadap hal-hal di sekitarnya.
Selain itu terapi musik ini bisa mendekatkan hubungan emosional antara ibu dan anak. Bagi si ibu sendiri, mendengarkan musik dapat menjadi sarana relaksasi di tengah aktivitas yang menyibukkan. Pemilihan musik berpengaruh terhadap kecepatan denyut jantung bayi. Jangan sampai keberadaan musik malah membuat bayi stres.
Musik yang biasa digunakan untuk terapi biasanya adalah musik klasik karena sifatnya menenangkan. Janis musik terdiri dari alunan berbagai macam jenis alat musik dan dimainkan dengan indah. Musik klasik juga memiliki banyak ketukan tegas yang dapat merangsang kecerdasan bayi. Bagi para ibu hamil, anda dapat menyetel musik dengan speaker atau menggunakan headphone yang ditempelkan di perut anda. Terapi ini tidak harus berdiam diri, artinya anda bisa sambil melakukan aktivitas lain. Terapi musik yang dilakukan konsisten hingga si bayi lahir akan membawa hasil maksimal.
Wiflihani dalam jurnalnya yang berjudul “Musik Sebagai Salah Satu Cara untuk meningkatkan Kecerdasan Anak” memaparkan, pengenalan musik pada anak, ternyata tidak hanya dimulai ketika seorang anak sudah lahir, akan tetapi bahkan sudah dimulai dari sejak dalam kandungan. Selain itu, ternyata anak-anak dari sejak bayi telah dianugerahi dengan susunan dan kemampuan musik yang sangat mengagumkan, termasuk sensitivitas yang baik terhadap nada, kemampuan ritme yang luar biasa dan kemampuan untuk mengenali perbedaan suara yang sangat halus sekalipun.
Lingkungan musik
Masih kata dia, beberapa orangtua sejak anak mulai dalam kandungan sudah diajak untuk berkomunikasi dengan kata-kata bahkan lagu dan nyanyian. Respons yang terjadi sangat mengagumkan, anak membuat kedutan-kedutan sesuai dengan irama musik dan lagu. Mereka mempunyai sensitivitas yang tinggi terhadap nada, ritme dan ketukan bahkan kemampuan membedakan warna suara.
Ia mengatakan, orangtua juga percaya, anak yang dibesarkan dalam lingkungan yang aktif yang akan membuat indera menerima berbagai rangsangan yang lebih, akan mengembangkan lebih banyak jaringan otak untuk kecerdasan dari pada di lingkungan yang pasif.
Lingkungan musik yang memberikan stimulasi untuk bayi berupa lagu pengantar tidur, mobil-mobilan bermusik, lagu-lagu anak, music box dan interaksi dengan orangtua atau pengasuh menggunakan bunyi-bunyian pendek dan gerakan. Elemen-elemen musik seperti warna suara bahkan timbre nada, tinggi rendah not, ritme dan dinamik, secara tidak langsung diperkenalkan lewat percakapan dan permainan suara yang dilakukan orang tua terhadap sang bayi.
Ia menjelaskan pada tahun awal kelahirannya, otak bayi akan berkembang dengan sangat cepat dibandingkan pada usia-usia lainya. Peranan suara dan musik pada tahapan ini adalah sebagai stimulant yag dapat mengoptimalkan perkembangan intelektual dan emosional mereke.
Musik yang dapat dipergunakan untuk pendidikan dan alat mempertajam kecerdasan manusia adalah musik yang mempunyai keseimbangan 3 unsur, yakni melody, ritme dan timbre (warna suara). Di dalam otak manusia terdapat reseptor (sinyal penerima) yang dapat mengenali musik.
Otak bayi juga sudah dapat menerima musik tersebut walaupun dengan kemampuan terbatas karena pertumbuhan otaknya belum sempurna. Musik merupakan salah satu stimulus untuk mempercepat dan menyuburkan perkembangan otak bayi. [*]