digitalMamaID — Komedian Mpok Alpa meninggal dunia pada 15 Agustus 2025 lalu karena kanker payudara. Mengingatkan kembali betapa serius ancaman penyakit ini bagi perempuan Indonesia.
Berdasarkan data dari Globocan 2020, kanker payudara menempati posisi pertama sebagai kanker dengan kasus terbanyak di Indonesia. Angkanya mencapai 68.858 kasus baru. Jumlah ini adalah 16,6 persen dari total kasus kanker di Indonesia. Risiko kematian pada kanker payudara juga tinggi. Lebih dari 22 ribu jiwa meninggal setiap tahunnya akibat kanker payudara.
Deteksi dini: Kunci agar bisa ditangani lebih awal
Sayangnya, 70 persen kasus kanker payudara baru ditemukan saat sudah tahap lanjut. “Kalau kita bisa mendeteksi di tahap awal, kematian bisa kita tekan lebih rendah,” kata Plt. Direktur Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Tidak Menular Kementerian Kesehatan Elvida Sariwati dikutip dari laman resmi Kemenkes.
Deteksi dini sangat penting karena 43 persen kematian akibat kanker sebetulnya bisa dicegah jika rutin melakukan pemeriksaan dan menghindari faktor risiko. Selain menyelamatkan nyawa, penanganan kanker di tahap awal juga mengurangi beban biaya pengobatan. Pada periode 2019-2020, pengobatan kanker menghabiskan biaya BPJS sekitar Rp7,6 triliun, sebagian besar karena keterlambatan diagnosis dan pengobatan yang rumit.
Pemerintah telah menetapkan strategi nasional yang fokus pada tiga pilar utama, yaitu promosi kesehatan, deteksi dini, dan pengobatan tepat waktu. Target pemerintah cukup menantang, yaitu:
-
- 80% perempuan usia 30-50 tahun rutin rutin melakukan deteksi dini
- 40% kasus kanker didiagnosis pada tahap awal (stage 1 dan 2)
- Pasien mendapat pengobatan maksimal dalam waktu 90 hari setelah diagnosis
Gejalan dan faktor risiko kanker payudara
Kanker payudara terjadi karena sel ganas tumbuh di jaringan payudara, biasanya di saluran susu atau lobulus. Mama perlu mewaspadai tanda-tanda seperti:
-
- Benjolan di payudara
- Perubahan bentuk atau warna kulit payudara
- Pembengkakan di ketiak
- Perubahan pada puting susu, misalnya puting masuk ke dalam atau keluarnya cairan
- Nyeri atau rasa tidak nyaman di payudara
Faktor risiko yang umum antara lain bertambahnya usia, riwayat keluarga dengan kanker payudara, mutasi genetik seperti BRCA1 dan BRCA2, serta faktor hormonal seperti masa menstruasi dini atau terapi hormon pasca menopause.
Jaga kesehatan dengan cara ini!
Kanker payudara memang menakutkan, tapi Mama nggak perlu panik. Paling penting adalah mencegah dan memeriksa secara rutin dengan melakukan SADARI dan mammografi.
SADARI merupakan kependekan dari “Periksa Payudara Sendiri”. Ini cara deteksi dini yang paling mudah. Mama bisa mengetahui jika terjadi benjolan. Perubahan warna atau tekstur payudara. Jika menemukan hal-hal tersebut, Mama bisa segera konsultasi ke dokter.
Sedangkan mammografi adalah pemeriksaan menggunakan sinar-X khusus payudara untuk mendeteksi ada tidaknya kelainan atau tumor yang belum teraba. Mammografi ini biasanya dilakukan di fasilitas kesehatan dan sangat penting terutama bagi perempuan di atas usia 40 tahun sebagai bagian dari skrining rutin.
Dengan kombinasi SADARI dan mammografi, Mama bisa jauh lebih waspada dan siap menangani kanker payudara sejak dini. Selain itu, Mama juga perlu menerapkan pola hidup sehat, termasuk menjaga berat badan ideal, rajin olahraga, serta menjauhi rokok dan alkohol.
Mulai lakukan SADARI setiap bulan. Jangan tunggu gejala muncul ya, Mama! Sayangi diri, sayangi keluarga, dengan menjaga kesehatan payudara mulai sekarang. [*]