Tanya
Assalamu’alaikum,
putra saya usia 11 tahun sangat familiar dengan gadget. Rasa penasarannya begitu kuat. Tidak hanya game tapi segala sesuatu yang berkenaan dengan gadget baik sosmed, aplikasi hingga istilah-istilahnya dia kuasai. Saat kami berdiskusi dia mengatakan itu semua dia dapatkan baik dari teman maupun dengan browsing sendiri. Dia pun dengan cepat bisa menguasai sesuatu yg baru seperti saat mengikuti kelas coding.
Selama ini dia suka main game dan nonton YouTube. Kami coba kenalkan desain dan video editing tapi belum tertarik. Kalau media sosial masih sebatas ingin tahu saja, belum tertarik menggunakannya secara kontinyu. Baru-baru ini saja kami mengenalkannya ke kelas coding. Di luar gadget dia juga suka renang dan jalan-jalan.
Bagaimana ya kami bisa memfasilitasi agar kegemarannya berinteraksi dengan gadget bisa jadi kekuatannya? Adapun pengetahuan kami di bidang gadget sangatlah sedikit.
Terima kasih🙏
Jawab
Wa’alaikumsalam Artsafmom,
Keinginan Mama untuk mengarahkan kegemaran anak pada gadget sangat patut diapresiasi.
Pada dasarnya, gadget hanyalah sarana untuk berekspresi dan berkreasi, bukan sebuah bidang khusus untuk ditekuni. Maka, PR Mama dalam hal ini adalah berusaha menemukan bidang yang menjadi bakat anak yang sesungguhnya. Bagaimana caranya?
Mama bisa menggunakan konsep 4E (dikenal dalam konsep Talent Mapping) dalam hal apakah anak kita memang punya bakat di bidang tertentu yaitu enjoy (suka), easy (merasakan mudah melakukan bidang tersebut), excellent (hasilnya bagus jika mendapat tugas di bidang tersebut), earn (bisa menghasilkan pendapatan atau kepuasan).
Peran orang tua dalam mendampingi anak menemukan bakatnya adalah menjadi fasilitator: memperkenalkan anak ke sebanyak mungkin aktivitas yang beragam, mengobservasi 4E, dan tidak lupa mencatatnya agar lama kelamaan Mama bisa menemukan pola.
Anak belum tertarik menekuni sesuatu bisa jadi karena dia belum paham untuk apa hal itu diperlukan. Mama bisa mengajaknya bertemu para profesional yang sedang bekerja seperti desainer grafis, video editor, atau software programmer agar ia bisa melihat potensi bidang tersebut (di masa pandemi ini, Mama bisa mengajaknya menonton dokumenter misalnya).
Gadget sendiri bisa dipandang sebagai media untuk menemukan, dan jika sudah ketemu, untuk menyalurkan bakat anak. Apa pun aktivitas yang dicoba, selalu dorong anak untuk menjadi kreator, bukan sekadar konsumen saja.
Anak yang suka berpikir logis dan analitis mungkin akan menikmati coding, yang gemar bicara bisa mencoba membuat podcast, yang suka mengolah kata dan menulis bisa diajak blogging, yang gemar olahraga sekaligus tampil barangkali akan suka jika dibolehkan membuat channel YouTube olahraga untuk teman sebaya.
Di dunia teknologi informasi sendiri juga ada banyak profesi yang bisa mewadahi aneka bakat, tidak hanya sekadar coding. Mama bisa mengajak anak untuk mempelajarinya bersama-sama dan melihat mana yang menarik minatnya.
Cobalah memikirkan terlebih dahulu aktivitas offline yang ingin Mama gali 4E-nya, kemudian baru mencari media pendukungnya di gadget untuk memfasilitasi kegemaran anak. Selamat bereksplorasi, berpetualang menemukan momen ‘AHA’ dalam menggali bakat anak, dan tetap semangat!
Satiningsih, S.Psi., M.Si
Dosen Jurusan Psikologi
FIP Universitas Negeri Surabaya
Chitra H. Ayuningtyas, S.T., M.Sc.
Co-Founder digitalMamaID
Punya pertanyaan seputar pengasuhan dan gaya hidup di era digital atau topik lain seputar literasi digital untuk kaum ibu, silakan hubungi kami via email di digitalmamaid[at]gmail[dot]com dengan subyek [Tanya digitalMama]!